Jumat, 21 Desember 2012

Dosa besar bapak Tionghoa Indonesia

Bicara soal pluralisme di Indonesia,pasti tak pernah lepas dari kata Gusdur


Si Bapak:




Ya....beliau adalah seorang tokoh nasional yang menghargai setiap perbedaan dan juga melempangkan niat sebagian orang di bangsa ini yang terobsesi dan berambisi mengubah negeri ini menjadi Chinese doll,sehingga kelak pada saat anak-anak yang tak tau apa-apa ini tumbuh besar dan menjadi penerus bangsanya mereka hidup dalam suatu negeri One Nation Under Chinese Culture bangsa yang lupa akan budaya moyangnya dan dilupakan bahwa sebenarnya kita adalah bangsa yang besar.

Tapi saat ini saya ingin memberitahukan sebuah yang menurut saya kelancangan yang dilakukan Bapak Tionghoa ini selama menjadi penguasa.
Kita semua tau bahwa dahulu pernah terjadi kisah heroik di negeri ini,bukan dongeng,bukan mitos apalagi cerita fiksi. Tapi ini benar-benar terjadi tentang seorang pendiri bangsa yang keberaniannya merebut tanah Indonesia dari negara kolonial yang baru saja menjajahnya. Sungguh keberanian yang luar biasa dan tak bisa ditemui pada presiden yang kalian sembah-sembah saat ini.
Beliau lah Bung Karno yang berhasil merebut Papua Barat kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan mengukuhkan tekadnya mengubah nama Papua Barat menjadi IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Netherlands).
Dan hal itu juga sebagai sinyal kepada dunia bahwa sejengkal tanah di bumi cendrawasih adalah kedaulatan bangsa. Namun entah apa yang ada di dalam otak Gus Dur,dengan lancangnya beliau menodai kesakralan nama Irian Jaya menjadi Papua seperti sekarang ini.
Suatu kelancangan yang patut dilaknatkan,mengingat tak secuil dan tak setetespun kotoran dan darah Gus Dur tertumpah dalam merebut Irian Jaya.
Satu-satunya yang berhak mengubah nama tersebut hanyalah Bung Karno sendiri bukan SBY bukan Gus Dur apalagi Liem Sieng Toltod kapitalis cina yang katanya Indonesia tapi mati dan menimbun harta di Singapura.

Sungguh miris negeri ini,hanya karena segelintir orang sampai rela mengangkangi jasa pahlawan sendiri.
Memang beginilah,entah kenapa setiap hal yang bersangkutan dengan kebijakan Bung Karno selalu saja berlawanan dengan sisi yang pro Tionghoa.
Mungkin itu kebetulan atau memang kodratnya,entahlah ?


Bagi pendukung Bung Karno,kembangkan pemahaman anda tentang Marhaenisme  Disini


Share
Kalo ada saran dan kritik jangan sungkan untuk di komen dimari.Bagi yang gak senang dengan artikel ini,jangan berani-berani kasih komen lu tod

Gabung ke sini yukk

Artikel yang lebih mutu ketimbang kitab suci mu

Best Blogger Tips